Secara umum, fungsi dari penjadwalan proyek konstruksi adalah sebagai berikut:
- Mengatur waktu penyelesaian proyek se-efisien mungkin
- Mendeskripsikan urutan tahapan-tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi
- Mengatur pendistribusian sumber daya tenaga kerja, alat, dan material
- Melihat kemajuan proses proyek konstruksi
- Mengevaluasi dan mengatur jadwal kembali apabila terjadi kendala di lapangan
- Sebagai acuan dalam penerimaan pembayaran dari owner
Contoh kegiatan pekerjaan konstruksi adalah seperti pemasangan bekisting elemen struktur, pembesian, dan kemudian pengecoran. Semua hal tersebut perlu dijadwalkan agar menghasilkan produk yang sesuai standar.
Dalam melakukan penjadwalan proyek konstruksi, teknik yang biasa dipakai adalah :
Bar Chart/Gantt Chart
Bar Chart menggambarkan lamanya durasi pekerjaan-pekerjaan yang direpresentasikan dengan batangan horizontal (bar). Setiap batang (bar) pada bar chart menjelaskan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan suatu kegiatan selesai.
Keunggulan:
- Mudah dimengerti dan dipahami
- Dapat dengan mudah dilakukan penyesuaian apabila terjadi kendala
Kelemahan:
- Tidak adanya penjelasan hubungan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lain secara spesifik
- Sulit diaplikasikan pada proyek berskala besar dan kompleks
Metode Bar Chart ini seringkali digabungkan dengan Metode Kurva S. Kurva S yang diterapkan pada Bar Chart akan memberikan informasi tentang pembiayaan sesuai dengan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan.
Panjangnya bar akan dikonversikan ke pembiayaan yang sesuai untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan tersebut.
Kemudian, biaya-biaya ini dikumulatifkan untuk setiap tahapan pekerjaan berikutnya sehingga akan mencapai 100% pada saat proyek selesai dan akan membentuk Kurva S.
Critical Path Method (CPM)
Metode ini seringkali disebut metode jalur kritis atau diagram panah. Pada metode ini, setiap kegiatan akan didefinisikan kapan terjadinya, durasi pekerjaannya, serta kegiatan lain yang mendahului ataupun mengakhiri kegiatan ini.
Precedence Diagram Method (PDM)
Metode ini mirip dengan metode CPM, akan tetapi setiap kegiatan digambarkan dengan node yang berbentuk kotak serta memiliki logika ketergantungan tersendiri seperti:
- Finish to Start (FS) merupakan kegiatan yang mengikuti, hanya dapat berjalan apabila kegiatan sebelumnya telah selesai
- Start to Start (SS) dua kegiatan yang dapat dilakukan secara bersamaan
- Finish to Finish (FF) menjelaskan hubungan selesainya suatu kegiatan dikarenakan selesainya kegiatan lain
- Start to Finish (SF) dimulainya suatu pekerjaan berarti menyelesaikan pekerjaan sebelumnya
0 comments:
Post a Comment